Selamat Datang, Terimakasih Atas KunjungannyaBeranda
Joko Skul narni sun-sun pemda bjr p4tk mtk
smp satui sulistiana fadjar pwr smp1 wno sumarna
Rabu, 23 Juli 2008

THE WILLINGNESS TO CHANGE

When I was young and free, and my imagination has no limits,

I dreamed of changing the world.

As I grew older and wiser, I discovered the world would not change,

So I shortened (menyederhanakan) my sights some what,

and decided to change only my country.

But it too seemed immovable.

As I grew into my twilight (senjakala) years, in one last desperate attempt (percobaan penghabisan),

I settled for changing only my family,

Those closset to me, but alas,

They would have none of it.

And now as I lay on my deathbed,

I suddenly realize:

If I had only changed my self first, then by example I might have changed my family,

From their inspiration and encouragement,

I would then have been able to better my country,

And who knows, I may have even change the world.

Sebuah puisi (?)yang ditulis pada sebuah pemakaman

Puisi (?) di atas pertama saya baca dalam sebuah buku yang berjudul, Penyemaian Jati Diri, yang ditulis oleh Sumarno Sudarsono. Pada sebuah Sub Judul dari buku tersebut, dimuat puisi yang mengesankan di atas. Puisi tersebut ditulis oleh seorang inggris dan diabadikan pada ruang bawah tanah sebuah gereja. Meskipun sudah berabad-abad, namun saya pikir isi dari puisi tersebut masih sangat relevan. Sedangkan buku tersebut mengemukakan betapa pentingnya membangun jati diri.

Kesempatan kedua saya mendengar puisi tersebut, adalah dalam pertemuan dengan guru-guru di kabupaten saya (MGMP). Seorang senior (Bp. Agus margono) mengutipnya dalam sebuah kesempatan menyajikan materi. Fokusnya adalah, jika kita ingin mengubah sesuatu, haruslah kita mulai dari diri kita sendiri.

Jika kita renungkan, hal tersebut memang benar. Jika kita ingin minta orang lain berlaku hidup bersih (dalam segala hal) maka kita sendirilah yang harus berperilaku hidup bersih terlebih dahulu. Jika kita ingin orang lain bertanggungjawab atas semua kuwajibannya, maka kita harus melakukannya juga. Sebagai guru jika kita ingin kawan-kawan tertib administrasi (perangkat ada dan terlaksana, penilaian baik dan tertip, dll) tentu kitalah orangnya yang harus mulai duluan. Dengan demikian ketika orang lain melihat kita, melalui contoh yang kita lakukan, maka kita harap mereka akan melakukannya juga.

Pada kesempatan lain, saya renungkan lagi hal tersebut (kadang-kadang saya merenung juga lho .... ). Ada yang kurang ”sreg” menurut saya. Kalau saya harus melakukan semua (suatu) hal yang menurut saya baik, kemudian berharap orang lain melihat dan kemudian mencontohnya, tentunya memerlukan waktu yang lama. Mungkin baru ketika saya tua, orang-orang akan menirunya. Jadi saya berpikir bagaimana kalau ide saya itu didiskusikan/diperdebatkan/dibahas, kalu dirasakan betul, kita kerjakan bersama-sama. Dengan demikian kita tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukannya jika idenya dirasakan baik. Yah ... inikan menurut saya. Masalahnya, siapa yang mau menurut sama saya ya ..... ? Bagaimana menurut anda....?

Salam untuk Yeppy, Adi Wijaya, Pak Agus, Pak Warsito Budi, Dina, semua teman-teman di Martapura, Muslimin, Sumarna....masih belajar komputer ya ......

...ooo000ooo...


9 komentar:

Anonim mengatakan...

gak ngartiiiiiii bahasa inggrisnyaaaa... :D

Anonim mengatakan...

Bagus, tulisanmu makin oke!
Aku sudah mulai masukkan cerpen ke radar banjarmasin, aku lagi nunggu dimuat, katanya redaksi pelaksana sih menarik. Mudah-mudahan bisa dipublish.

Her, alamat blogku salah, gak bisa diakses itu. yang benar http://suhadinet.wordpress.com

Anonim mengatakan...

aku setuju !!! (lihat, aku ngacungin jari lho...)
Mulailah dari diri sendiri! gitu kan idenya...
kalo perlu teman diskusi, asalkan aku ngerti dan yang di diskusikan dalam kawasan yang aku kuasai, aku siap diajak diskusi (ehm..,sambil makan-makan juga bisa he..he..he..) kalo dalam kawasan yang aku gak ngerti juga tetap mau kok.., cuman kalo agak tulalit kamu harus sabar lho...

Anonim mengatakan...

lucu juga liat tulisan di samping, 'karena gak ada yang ngisi, akhirnya jadi blog pribadi' hehehe.. Salam kenal pak guru. O-ya, mengenai novel Kiamat Sudah Lewat itu, adalah sebenernya bukan novel sih, tapi buku kumpulan cerita anak-anak korban stunami Aceh. Mereka membuat tulisan-tulisan yang bagus sekali menceritakan kejadian naas tersebut, dan dikumpulkan menjadi satu buku.

Anonim mengatakan...

lucu juga liat tulisan di samping, 'karena gak ada yang ngisi, akhirnya jadi blog pribadi' hehehe.. Salam kenal pak guru. O-ya, mengenai novel Kiamat Sudah Lewat itu, adalah sebenernya bukan novel sih, tapi buku kumpulan cerita anak-anak korban stunami Aceh. Mereka membuat tulisan-tulisan yang bagus sekali menceritakan kejadian naas tersebut, dan dikumpulkan menjadi satu buku.

Dhitta Puti Sarasvati mengatakan...

Hai salam kenal. Makasih yah udah mampir ke mahkotalima. :)

Beware mengatakan...

Salam kenal pak guru. Sbg orang asli martapura saya sangat appreciate atas dedikasi anda berkarya di tempat yg relatif "gersang" ini.Mengenai blog yg blm begitu di appreciate oleh sejawat anda, saran saya terus saja dikelola nanti kalo mereka sdh melihat hasilnya (hasil web counter) baru mereka terbuka wawasan akan hasil positif dari blog ini.Thx juga atas usaha bapak mengenalkan "sesuatu yg baru" bagi masyarakat kami. Terus berkarya pak, non scholae sad vitae

Beware mengatakan...

kalo ada waktu silakan "bakunjang" di gubug saya : http://diamoncity.blogspot.com

SMP NEGERI 1 SATUI mengatakan...

OKE JUGA YU PUNYA CATATAN, TAPI AKU PENGEN BELAJAR LEBIH BANYAK, AGAR INFORMASI YANG TAMPIL DI BLOGER TIDAK TERLALU PANJANG, ARTINYA CUKUP DIBUKA DISATU TEMPAT MAKA KITA AKAN MENUJU KE YANG KITA INGINKAN, KAYA APA CARANYA ????
DAN AKU PENGEN NAMPILKAN FOTO YANG BANYAK DAN BESAR, DITUNGGU.....

Related Posts with Thumbnails
Ini adalah Contoh Menu, Bukan menu sebenarnya. Ini adalah bagian/ilustrasi dari posting Saya


Profile Visitor Map - Click to view visits
Mau? Klik Ini
javascript:void(0)